Gunungapi Anak Krakatau, terletak di Selat Sunda adalah gunungapi strato tipe A dan merupakan gunungapi muda yang muncul dalam kaldera, pasca erupsi paroksimal tahun 1883 dari Kompleks Vulkanik Krakatau. Aktivitas erupsi pasca pembentukan dimulai sejak tahun 1927, pada saat tubuh gunungapi masih di bawah permukaan laut. Tubuh Anak Krakatau muncul ke permukaan laut sejak tahun 1929. Sejak saat itu hingga kini G. Anak Krakatau berada dalam fasa konstruksi (membangun tubuhnya hingga besar).
Saat ini G. Anak Krakatau mempunyai elevasi tertinggi 156.9 meter dari muka laut. Karakter letusannya adalah erupsi magmatik yang berupa erupsi ekplosif lemah (strombolian) dan erupsi efusif berupa aliran lava. Terjadi beberapa kali erupsi sejak 20 Juni 2016 hingga 29 Juni 2018, berupa letusan strombolian. Terjadi perubahan pola letusan pada 27 Desember 2018 yaitu terjadinya letusan-letusan dengan onset yang tajam. Dari pengamatan nampak bahwa letusan Surtseyan terjadi di sekitar permukaan air laut.
Tingkat aktivitas G. Anak Krakatau adalah Level II (Waspada) sejak 25 Maret 2019.
Data Pemantauan:
Analisis:
Potensi bahaya:
Hampir seluruh tubuh G. Anak Krakatau yang berdiameter ± 2 Km dan area di sekitarnya merupakan kawasan rawan bencana. Berdasarkan data-data visual dan instrumental, potensi bahaya dari aktivitas G. Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material lava, aliran lava dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 km dari kawah aktif. Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat terpapar di area yang lebih jauh bergantung pada arah dan kecepatan angin.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental hingga 31 Desember 2019, hingga saat ini tidak ada peningkatan ancaman, tingkat aktivitas vulkanik G. Anak Krakatau masih tetap pada Level II (Waspada).
Rekomendasi:
Masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 2 Km dari kawah/puncak G. Anak Krakatau atau di sekitar kepulauan Anak Krakatau, sedangkan area wisata Pantai Carita, Anyer, Pandeglang dan sekitarnya, serta wilaya Lampung Selatan masih aman dari ancaman bahaya aktivitas G. Anak Krakatau.