Hari ini, Selasa, 29 Juni 2021, Bencana Geologi yang terjadi sebagai berikut:
1. GUNUNG API
Gunung Api Merapi (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah)
Tingkat aktivitas Level III (Siaga) sejak tanggal 5 November 2020 pukul 12:00 WIB. Gunung api Merapi (2968 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Awanpanas yang cukup besar terakhir terjadi pada tanggal 25 Juni 2021 pukul 04:41 dengan jarak luncur 3000 m dan tinggi kolom erupsi 1000 m di atas puncak. Warna kolom abu teramati kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati 3 kali awanpanas guguran kearah tenggara dengan jarak luncur maksimal 2.000 m dan 1 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur 1.200 m. Teramati 10 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.500 m dan 3 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur maksimal 1.000 m. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 200 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin sedang ke arah barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 14-28°C.
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 25 Juni 2021 pukul 05:56:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3968 m di atas permukaan laut atau sekitar 1000 di atas puncak.
Gunung Api Ili Lewotolok (Nusa Tenggara Timur)
Tingkat aktivitas Level III (Siaga) sejak 29 November 2020 pukul 13:00 WITA. Peningkatan status ini dilatarbelakangi oleh adanya erupsi pada tanggal 27 November 2020 pukul 05:57 WITA dengan tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam tinggi 500 m di atas puncak (1923 m dpl) dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 mm dengan durasi erupsi tidak teramati jelas karena diikuti tremor menerus. Letusan masih terjadi hingga saat ini.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati letusan disertai dentuman atau gemuruh lemah hingga kuat. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 25-500 meter dari puncak. Cuaca cerah, angin lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara sekitar 23.3-33.4°C..
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 21 Juni 2021 pukul 22:35 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3596 m di atas permukaan laut atau sekitar 2173 m di atas puncak.
Gunung Api Sinabung (Sumatera Utara)
Tingkat aktivitas Level III (Siaga) sejak tanggal 20 Mei 2019 pukul 10:00 WIB. Gunung Api Sinabung (2.460 m dpl) mengalami erupsi sejak tahun 2013.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 100-700 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara. Suhu udara sekitar 16-26°C.
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 6 Juni 2021, pukul 23:42:00 WIB. Erupsi tidak teramati.
Gunung Api Raung (Jawa Timur)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) sejak tanggal 21 Januari 2021, diawali oleh rekaman gempa Tremor Non Harmonik tidak menerus, diikuti oleh Gempa Vulkanik Dalam, disertai adanya perubahan pada tinggi kolom hembusan gas/abu dan warna kolom hembusan pada tangga 20 Januari 2021.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang tinggi sekitar 50-100 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah utara dan selatan. Suhu udara sekitar 19-34°C.
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
Masyarakat dan wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 2 km dari pusat erupsi kawah puncak.
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 25 Maret 2021 pukul 07:49:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 4532 m di atas permukaan laut atau sekitar 1200 m di atas puncak.
Gunung Api Karangetang (Sulawesi Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) sejak 9 Februari 2021. Gunung api Karangetang (1784 m dpl) kembali memasuki periode erupsi sejak 25 November 2018. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 29 November 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 100 m di atas puncak. Namun hasil rekaman seismik menunjukan adanya penurunan aktivitas kegempaan sejak Desember 2020.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 100 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah barat daya. Suhu udara sekitar 25-31°C.
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 25 November 2018 pukul 13:32:00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2284 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.
Gunung Api Semeru (Jawa Timur)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) sejak 2 Mei 2012. Gunung Semeru (3.676 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Erupsi ekplosif dan efusif, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah, angin lemah ke arah selatan. Suhu udara sekitar 22-26°C.
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 24 Juni 2021, pukul 07:52 WIB. Abu vulkanik teramati ke arah barat daya dengan ketinggian 4176 m di atas permukaan laut atau 500 m di atas puncak.
Gunung Api Anak Krakatau (Lampung)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) sejak 25 Maret 2019. Gunung api Anak Krakatau (157 m dpl) mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 18 Juni 2018 dan diikuti rangkaian erupsi pada periode September 2018 hingga Februari 2019.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah timur laut dan timur. Suhu udara sekitar 25-30°C.
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 17 April 2020 pukul 17:51:00 WIB. Erupsi tidak teramati.
Gunung Api Dukono (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) sejak 15 Juni 2008. G. Dukono (1.229 m dpl) mengalami erupsi menerus. Letusan terakhir terjadi 15 Mei 2021. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2029 m di atas permukaan laut atau sekitar 800 m di atas puncak.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah selatan. Suhu udara sekitar 26-30°C.
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 15 Mei 2021, pukul 06:55:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2029 m di atas permukaan laut atau sekitar 800 m di atas puncak.
Gunung Api Ibu (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) sejak 10 Desember 2013. Gunung api Ibu (1340 m dpl) mengalami erupsi secara menerus sejak tahun 2008. Letusan menghasilkan material batuan berukuran abu hingga bongkah yang terakumulasi di dalam kawah.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 200-800 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara dan timur.
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 17 Mei 2021 pukul 10:39:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2073 m di atas permukaan laut atau sekitar 748 m di atas puncak, dan bergerak ke arah utara.
Gunung Api Gamalama (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) sejak 10 Maret 2015. Gunung api Gamalama mengalami erupsi pada tanggal 4 Oktober 2018, yang merupakan erupsi terakhir dengan menghasilkan tinggi kolom erupsi 250 m di atas puncak. Warna kolom abu teramati putih hingga kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabutTeramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang tinggi sekitar 10-15 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara. Suhu udara sekitar 25-30°C.
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit pada tanggal 10 Oktober 2018 pukul 19:26:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 1725 m di atas permukaan laut atau sekitar 10 m di atas puncak.
Gunung Api Kerinci (Jambi, Sumatera Barat)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) sejak 9 September 2007. Gunung api Kerinci (3805 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 150 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur laut. Suhu udara sekitar 15-25°C.
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit pada tanggal 13 Juni 2021 pukul 18:05 WIB. Abu vulkanik kearah barat dengan ketinggian 589 meter diatas puncak.
Gunung Api Bromo (Jawa Timur)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) sejak 20 Oktober 2016. Gunung api Bromo (2329 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-300 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah barat daya dan barat. Suhu udara sekitar 12-17°C
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 28 Desember 2020 pukul 09:17:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2829 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.
Gunung Api Soputan (Sulawesi Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) sejak 8 Oktober 2019. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 16 Desember 2018 menghasilkan tinggi kolom erupsi 7000 m di atas puncak. Warna kolom abu teramati kelabu hingga hitam.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 20-50 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 19-30°C.
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna RED, terbit pada tanggal 16 Desember 2018 pukul 05:54:00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 8809 m di atas permukaan laut atau sekitar 7000 m di atas puncak.
Gunung Api Agung (Bali)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) sejak16 Juli 2020. Gunung api Agung di Bali mengalami fase erupsi mulai dari 21 November 2017 setelah beristirahat lebih dari 53 tahun. Erupsi terakhirnya terjadi pada 13 Juni 2019.
Gunungapi Agung di Bali mengalami fase erupsi mulai dari 21 November 2017 hingga saat ini, setelah beristirahat lebih dari 53 tahun. Tingkat aktivitas saat ini adalah Level II (Waspada). Letusan terakhir terjadi pada tanggal 13 Juni 2019 dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 13 Juni 2019 dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah timur dan tenggara. Suhu udara sekitar 19-28°C.
Melalui rekaman seismograf pada 28 Juni 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA:VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 13 Juni 2019 pukul 01:48:00 WITA. Erupsi tidak teramati.
2. GERAKAN TANAH
Prakiraan wilayah potensi tejadinya gerakan tanah di Indonesia pada bulan Juni 2021 dibandingkan Mei 2021, potensinya mulai memasuki masa transisi /peralihan musim hujan ke musim kemarau, secara umum potensi ancaman gerakan tanah masih terjadi khususnya di sebagian kecil wilayah Jawa serta sebagian kecil wilayah Sumatera, serta sebagian kecil Kalimantan Utara. Beberapa wilayah yang masih berpotensi tinggi meliputi Wilayah Aceh, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara bagian Timur serta sebagian wilayah Nusa Tenggara. Tetap perlu kewaspadaan tinggi di masa peralihan ini terutama pada saat turun hujan lokal di wilayah di pegunungan, perbukitan, jalur jalan, dan di bantaran sungai.
Gerakan tanah terakhir terjadi :
Penyebab :
Penyebab longsor diperkirakan lereng/tebing yang curam dan tanpa perkuatan, erosi sungai, tanah pelapukan yang tebal dan gembur, sistem drainase yang kurang baik serta intensitas curah hujan yang tinggi yang memicu kejadian gerakan tanah. Aktivitas penambangan yang tidak sesuai kaidah penambangan juga mengontrol gerakan tanah di Kabupaten Dharmasraya.
Dampak :
1.Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara
Gerakan tanah terjadi di Jalan Josep Sinaga, Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara. Gerakan tanah terjadi pada Senin, 28 Juni 2021 sekitar pukul 10.15 WIB. Gerakan tanah tersebut mengakibatkan 3 (tiga) orang meninggal dunia, 1 (satu) bangunan Pusat Pembinaan Umat (PPU) Gereja rusak, dan TPT ambruk.
2.Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat
Gerakan tanah yang terjadi di wilayah pertambangan emas illegal di kawasan Bukit Kubangan, Jorong Bedeka Apang Kuranji, Nagari Silago, Kecamatan Sembilan Koto, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat . Gerakan tanah terjadi pada hari Sabtu, 26 Juni 2021, pukul 18.30 WIB. Gerakan tanah tersebut mengakibatkan 2 (dua) orang meninggal dunia dan 1 (satu) orang luka-luka.
3.Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau
Gerakan tanah terjadi di Dusun Setia Kawan RT 006 RW 003, Desa Sungai Ambat, Kecamatan Enok , Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Gerakan tanah terjadi pada Minggu, 27 Juni 2021 sekitar pukul 13.15 WIB. Gerakan tanah ini mengakibatkan 1 (satu) gudang kelapa dan 2 (dua) rumah rusak dan terseret ke arah sungai.
4.Kota Batu, Provinsi Jawa Timur
Gerakan tanah terjadi pada Jl. Besta di Dusun Junggo RT 03 RW 16, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Gerakan tanah terjadi pada Minggu, 27 Juni 2021. Gerakan tanah pada bahu jalan dengan dimensi panjang 7 meter, tinggi 4 meter, dan lebar timbunan 2 meter. Gerakan tanah tersebut mengakibatkan akses jalan warga terganggu dan mengancam pengguna jalan.
5.Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat
Gerakan tanah terjadi pada jalur jalan tepatnya di Kampung Cihonje, Desa Sukajaya, Kecamatan Leles, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Gerakan tanah terjadi pada Minggu malam, 27 Juni 2021. Gerakan tanah terjadi pada tebing jalan yang materialnya menimbun badan jalan. Gerakan tanah tersebut mengakibatkan arus lalu lintas di sekitar lokasi sempat terhambat.
6.Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah
Gerakan tanah terjadi di Dusun Santren RT 4 RW 3, Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Gerakan tanah terjadi pada Sabtu, 26 Juni 2021, pukul 02.00 WIB. Gerakan tanah terjadi pada tebing yang menopang pemukiman di atasnya. Gerakan tanah ini mengakibatkan 1 (satu) rumah rusak terbawa longsoran.
7.Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu
Gerakan tanah terjadi pada Jalan lintas Kota Arga Makmur dari arah Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu, tepatnya di Desa sawang Lebar, Kecamatan Tanjung Agung Palik, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Gerakan tanah terjadi pada Sabtu malam, 26 Juni 2021. Gerakan tanah terjadi pada tebing jalan yang materialnya menimbun sebagian badan jalan Gerakan tanah tersebut mengakibatkan arus lalu lintas di sekitar lokasi terhambat dan dapat mengancam pengguna jalan.
Peta prakiraan potensi gerakan tanah dari Badan Geologi perlu diacu sebagai peringatan dini. Masyarakat dapat mengunduh melalui www.vsi.esdm.go.id
Rekomendasi: