Hari ini, Rabu, 31 Maret 2021, Bencana Geologi yang terjadi sebagai berikut:
1. GUNUNG API
Gunung Api Merapi (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah)
Tingkat aktivitas Level III (Siaga) sejak tanggal 5 November 2020 pukul 12:00 WIB. Gunung api Merapi (2968 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 9 Januari 2021 dengan tinggi kolom erupsi 200 m di atas puncak. Warna kolom abu teramati kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-300 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur, barat dan barat laut. Teramati 33 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 800-1000 m ke arah barat daya. Teramati 1 kali awanpanas guguran dengan estimasi jarak luncur 1500 m ke arah barat daya. Teramati 1 kali guguran lava pijar di kubah tengah.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 27 Maret 2021 pukul 18:10:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3468 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 di atas puncak.
Gunung Api Ili Lewotolok (Nusa Tenggara Timur)
Tingkat aktivitas Level III (Siaga) sejak 29 November 2020 pukul 13:00 WITA. Peningkatan status ini dilatarbelakangi oleh adanya erupsi pada tanggal 27 November 2020 pukul 05:57 WITA dengan tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam tinggi 500 m di atas puncak (1923 m dpl) dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 mm dengan durasi erupsi tidak teramati jelas karena diikuti tremor menerus. Letusan masih terjadi hingga saat ini.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 100-700 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara dan barat. Letusan disertai dentuman/gemuruh lemah, sedang hingga kuat. Lontaran Lava Pijar tinggi 500 m di atas puncak dan sejauh 500 m ke arah tenggara.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 29 November 2020 pukul 10:00:00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 5423 m di atas permukaan laut atau sekitar 4000 m di atas puncak.
Gunung Api Raung (Jawa Timur)
Sejak tanggal 20 Januari 2021, terekam gempa Tremor Non Harmonik tidak menerus, diikuti oleh Gempa Vulkanik Dalam, disertai adanya perubahan pada tinggi kolom hembusan gas/abu dan warna kolom hembusan. Maka sejak tanggal 21 Januari 2021 tingkat aktivitas G. Raung dinaikan menjadi Level II (Waspada).
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah utara dan selatan.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
Masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 2 km dari pusat erupsi kawah puncak.
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 25 Maret 2021 pukul 07:49:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 4532 m di atas permukaan laut atau sekitar 1200 m di atas puncak.
Gunung Api Sinabung (Sumatera Utara)
Tingkat aktivitas diturunkan menjadi Level III (Siaga) sejak tanggal 20 Mei 2019 pukul 10:00 WIB. Gunung Api Sinabung (2460 m dpl) mengalami erupsi sejak tahun 2013. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 30 Maret 2021 dengan tinggi kolom 1000 meter di atas puncak.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga kencang ke arah timur laut, timur, barat dan barat laut.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 30 Maret 2021 pukul 10:34:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3460 m di atas permukaan laut atau sekitar 1000 m di atas puncak.
Gunung Api Karangetang (Sulawesi Utara)
Gunung api Karangetang (1784 m dpl) kembali memasuki periode erupsi sejak 25 November 2018. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 29 November 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 100 m di atas puncak. Namun hasil rekaman seismik menunjukan adanya penurunan aktivitas kegempaan sejak Desember 2020. Sejak 9 Februari 2021 tingkat aktivitas G. Karangetang diturunkan menjadi Level II (Waspada).
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca mendung hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 25 November 2018 pukul 13:32:00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2284 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.
Gunung Api Semeru (Jawa Timur)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Gunung api Semeru (3676 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Erupsi ekplosif dan efusif, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 22 Maret 2021 dengan tinggi kolom 500 m di atas puncak.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga mendung, angin lemah ke arah utara dan selatan.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 22 Maret 2021 pukul 05:41:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 4176 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.
Gunung Api Anak Krakatau (Lampung)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) sejak 25 Maret 2019. Gunung api Anak Krakatau (157 m dpl) mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 18 Juni 2018 dan diikuti rangkaian erupsi pada periode September 2018 hingga Februari 2019.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 25-100 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah timur laut dan barat. Ombak laut tenang, dari visual CCTV Sertung teramati asap putih tipis-tebal tinggi 25-100 m.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 17 April 2020 pukul 17:51:00 WIB. Erupsi tidak teramati.
Gunung Api Dukono (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Gunung api Dukono (1229 m dpl) mengalami erupsi menerus.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal tinggi sekitar 100-200 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah timur.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 26 Maret 2021 pukul 08:45:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2029 m di atas permukaan laut atau sekitar 800 m di atas puncak.
Gunung Api Ibu (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Gunung api Ibu (1340 m dpl) mengalami erupsi secara menerus sejak tahun 2008. Letusan menghasilkan material batuan berukuran abu hingga bongkah yang terakumulasi di dalam kawah.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 200-800 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara dan timur.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 25 Maret 2021 pukul 18:11:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2325 m di atas permukaan laut atau sekitar 1000 m di atas puncak.
Gunung Api Gamalama (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Gunung api Gamalama mengalami erupsi minor pada tanggal 4 Oktober 2018, yang merupakan erupsi terakhir dengan menghasilkan tinggi kolom erupsi 250 m di atas puncak. Warna kolom abu teramati putih hingga kelabu.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga mendung, angin lemah ke arah tenggara dan selatan.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit pada tanggal 10 Oktober 2018 pukul 19:26:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 1725 m di atas permukaan laut atau sekitar 10 m di atas puncak.
Gunung Api Kerinci (Jambi, Sumatera Barat)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Gunung api Kerinci (3805 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur laut.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit pada tanggal 22 Maret 2021 pukul 06:31:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 4405 m di atas permukaan laut atau sekitar 600 m di atas puncak.
Gunung Api Bromo (Jawa Timur)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Gunung api Bromo (2329 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-700 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya dan barat. Tercium bau belerang ringan hingga sedang di pos pengamatan.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 28 Desember 2020 pukul 09:17:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2829 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.
Gunung Api Soputan (Sulawesi Utara)
Gunung api Soputan (1809 m dpl) mengalami penurunan aktivitas vulkanik sehingga tingkat aktivitasnya diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 8 Oktober 2019 pukul 16.00 WITA. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 16 Desember 2018 menghasilkan tinggi kolom erupsi 7000 m di atas puncak. Warna kolom abu teramati kelabu hingga hitam.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna RED, terbit pada tanggal 16 Desember 2018 pukul 05:54:00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 8809 m di atas permukaan laut atau sekitar 7000 m di atas puncak.
Gunung Api Agung (Bali)
Gunung api Agung di Bali mengalami fase erupsi mulai dari 21 November 2017 setelah beristirahat lebih dari 53 tahun. Erupsi terakhirnya terjadi pada 13 Juni 2019. Tingkat aktivitas saat ini adalah Level II (Waspada).
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan, angin lemah ke arah barat laut.
Melalui rekaman seismograf pada 30 Maret 2021 tercatat :
Rekomendasi :
VONA :
VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 13 Juni 2019 pukul 01:48:00 WITA. Erupsi tidak teramati.
2. Gerakan Tanah
Prakiraan wilayah potensi tejadinya gerakan tanah di Indonesia pada bulan Maret 2021 dibandingkan Februari 2021, potensinya tetap tinggi di seluruh Indonesia meliputi Wilayah Jawa terus meluas ke Bali Nusa Tenggara Barat dan Timur , Kalimantan bagian Tengah , Sulawesi , Maluku dan Maluku Utara hingga Papua. Sedangkan Wilayah Sumatera potensi tetap tinggi di wilayah Aceh dan Sumatera Barat namun cenderung meningkat di wilyah Bengkulu dan Lampung bagian barat . Kewaspadaan tetap tinggi bulan Maret 2021 di seluruh wilayah Indonesia dan pada saat turun hujan utamanya di wilayah di pegunungan, perbukitan, jalur jalan, dan seputaran bantaran sungai.
Gerakan tanah terakhir terjadi :
Penyebab: Penyebab gerakan tanah diperkirakan di antaranya kemiringan lereng yang terjal, tanah lapukan yang tebal, gembur dan sarang serta mudah menyerap air, sistem drainase yang kurang bagus, serta dipicu oleh curah hujan yang tinggi.
Dampak :
Peta prakiraan potensi gerakan tanah dari Badan Geologi perlu diacu sebagai peringatan dini. Masyarakat dapat mengunduh melalui www.vsi.esdm.go.id
Rekomendasi