Hari ini, Sabtu, 6 Februari 2021, Bencana Geologi yang terjadi sebagai berikut:
1. Gunung Api
Gunung Api Merapi (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah)
Tingkat aktivitas Level III (Siaga) sejak tanggal 5 November 2020 pukul 12:00 WIB. Gunungapi Merapi (2.968 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 21 Juni 2020 dengan tinggi kolom erupsi 6.000 m di atas puncak. Warna kolom abu teramati kelabu.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah timur dan tenggara.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 9 Januari 2021, pukul 09:29:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3.168 m di atas permukaan laut atau sekitar 200 diatas puncak.
Gunung Api Raung (Jawa Timur)
Sejak tanggal 20 Januari 2021, terekam gempa Tremor Non Harmonik tidak menerus, diikuti oleh Gempa Vulkanik Dalam, disertai adanya perubahan pada tinggi kolom hembusan gas/abu dan warna kolom hembusan. Maka sejak tanggal 21 Januari 2021 tingkat aktivitas G. Raung dinaikan menjadi Level II (Waspada).
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 1000 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah timur dan selatan. Suhu udara sekitar 19-33°C.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi: Masyarakat/pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 km dari kawah puncak.
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 4 Februari 2021, pukul 06:10:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3.832 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.
Gunung Api Ili Lewotolok (Lembata, Nusa Tenggara Timur)
Tingkat aktivitas Level III (Siaga) sejak 29 November 2020 pukul 13:00 WITA. Peningkatan status tingkat aktivitas ini dilatarbelakangi oleh adanya erupsi pada tanggal 27 November 2020 pukul 05:57 WITA dengan tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam tinggi 500 m di atas puncak (± 1.923 m di atas permukaan laut) dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 mm dengan durasi erupsi tidak teramati jelas karena diikuti tremor menerus.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 200 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga kencang ke arah timur dan tenggara.
Suara gemuruh lemah. Letusan disertai gemuruh lemah hingga sedang,Nihil, Letusan disertai gemuruh lemah, teramati sinar api lebih kurang 100m dari puncak.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 29 November 2020, pukul 10:00:00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 5.423 m di atas permukaan laut atau sekitar 4.000 m di atas puncak.
Gunung Api Sinabung (Sumatera Utara)
Tingkat aktivitas diturunkan menjadi Level III (Siaga) sejak tanggal 20 Mei 2019 pukul 10:00 WIB. Gunung Api Sinabung (2.460 m dpl) mengalami erupsi sejak tahun 2013.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. Terjadi satu kali erupsi tetapi kolom abu tidak teramati. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah timur, tenggara dan barat.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 27 Januari 2021, pukul 18:24:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2.960 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.
Gunung Api Karangetang (Sulawesi Utara)
Tingkat aktivitas Level III (Siaga). Gunung api Karangetang (1.784 m dpl) kembali memasuki periode erupsi sejak 25 November 2018. Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 29 November 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 100 m di atas puncak.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-75 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah tenggara.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 25 November 2018, pukul 13:32:00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2284 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.
Gunung Api Semeru (Jawa Timur)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Semeru (3.676 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Erupsi ekplosif dan efusif, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak.
Gunung api tertutup kabut. Erupsi masih terjadi tetapi kolom erupsi dan asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, selatan dan barat daya. Letusan,hembusan asap secara visual tdk teramati karena gunung tertutup kabut.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 2 Februari 2020, pukul 06:36:00 WIB. Tinggi abu vulkanik tidak teramati, namun abu vulkanik bergerak ke arah timurlaut.
Gunung Api Anak Krakatau (Lampung)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada), sejak 25 Maret 2019. G. Anak Krakatau (157 m dpl) mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 18 Juni 2018 dan diikuti rangkaian erupsi pada periode September 2018 hingga Februari 2019. Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 17 April 2020 dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati.
Gunung api jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 25-100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah timur dan selatan.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi: Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 17 April 2020, pukul 17:51:00 WIB. Erupsi tidak teramati.
Gunung Api Dukono (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Dukono (1.229 m dpl) mengalami erupsi menerus. Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 1 Januari 2021 dengan tinggi kolom erupsi sekitar 600 m dari puncak.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah selatan dan barat daya
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 4 Februari 2021, pukul 07:53:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 1.829 m di atas permukaan laut atau sekitar 600 m dari puncak.
Gunung Api Ibu (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Gunung Api Ibu (1.340 m dpl) mengalami erupsi secara menerus sejak tahun 2008. Letusan menghasilkan material batuan berukuran abu hingga bongkah yang terakumulasi di dalam kawah. Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 24 Desember 2020 menghasilkan tinggi kolom erupsi 800 m di atas puncak. Warna kolom abu teramati Putih hingga Kelabu.
Gunung jelas hingga kabut. Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 200-800 m di atas puncak kawah. Cuaca cerah, mendung,-hujan .Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan timur. Teramati 88 kali letusan dengan tinggi 200-800 m dan warna asap putih dan kelabu.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 07 Januari 2021, pukul 10:55:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 1.825 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.
Gunung Api Gamalama (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Gunung Api Gamalama mengalami erupsi minor pada tanggal 4 Oktober 2018, yang merupakan erupsi terakhir menghasilkan tinggi kolom erupsi 250 meter di atas puncak. Warna kolom abu teramati putih hingga kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah utama tidak teramati. Cuaca berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah tenggara. Suhu udara 24-30 °C.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit pada tanggal 10 Oktober 2018, pukul 19:26:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 1.725 m di atas permukaan laut atau sekitar 10 m di atas puncak.
Gunung Api Kerinci (Jambi, Sumatera Barat)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Gunung Api Kerinci (3.805 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 30 Maret 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 600 m di atas puncak. Warna kolom abu teramati kelabu.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah barat laut.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit pada tanggal 17 Oktober 2020, pukul 06:09:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 4.605 m di atas permukaan laut atau sekitar 800 m di atas puncak.
Gunung Api Bromo (Jawa Timur)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Gunung Api Bromo (2.329 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 19 Juli 2019 dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-300 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur laut, timur dan tenggara. Tercium bau belerang ringan di Pos PGA Bromo.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 28 Desember 2020, pukul 13:50:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3.832 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak bergerak ke arah timur.
Gunung Api Soputan (Sulawesi Utara)
G. Soputan (1.809 m dpl) mengalami penurunan aktivitas vulkanik sehingga tingkat aktivitasnya diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 8 Oktober 2019 pukul 16.00 WITA. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 16 Desember 2018 menghasilkan tinggi kolom erupsi 7.000 meter di atas puncak. Warna kolom abu teramati kelabu hingga hitam.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah nihil. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna RED, terbit pada tanggal 16 Desember 2018, pukul 05:54:00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 8.809 m di atas permukaan laut atau sekitar 7.000 m di atas puncak.
Gunung Api Agung (Bali)
Gunung Api Agung di Bali mengalami fase erupsi mulai dari 21 November 2017 hingga 13 Juni 2019, setelah beristirahat lebih dari 53 tahun. Tingkat aktivitas saat ini adalah Level II (Waspada). Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 13 Juni 2019 dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca mendung hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah barat daya dan barat.
Melalui rekaman seismograf pada 5 Februari 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 13 Juni 2019, pukul 01:48:00 WITA. Erupsi tidak teramati.
2. Gerakan Tanah
Prakiraan wilayah potensi tejadinya gerakan tanah di Indonesia pada bulan Februari 2021 dibandingkan Januari 2021, potensinya tetap tinggi dan mengalami peningkatan di seluruh Indonesia meliputi Wilayah Jawa terus meluas ke Bali Nusa Tenggara Barat dan Timur , Kalimantan b4gian Tengah , Sulawesi , Maluku dan Maluku Utara hingga Papua. Sedangkan Wilayah Sumatera potensi tetap tinggi hanya cenderung menurun mulai wilayah sisi Barat mulai Aceh, Sumatera Utara hingga Lampung. Kewaspadaan tetap tinggi bulan Februari 2021 di seluruh wilayah Indonesia dan pada saat turun hujan utamanya di wilayah di pegunungan, perbukitan, jalur jalan, dan seputaran bantaran sungai.
Gerakan tanah terakhir terjadi :
Penyebab : Penyebab gerakan tanah diperkirakan diantaranya kemiringan lereng yang terjal, bongkah batuan yang mengalami pelapukan, ,erosi sungai, kemiringan lereng, tanah lapukan yang tebal, gembur dan sarang serta mudah menyerap air, sistem drainase yang kurang bagus, serta dipicu oleh curah hujan yang tinggi.
Dampak :
Peta prakiraan potensi gerakan tanah dari Badan Geologi perlu diacu sebagai peringatan dini. Masyarakat dapat mengunduh melalui www.vsi.esdm.go.id
Rekomendasi