Hari ini, Jumat, 05 Maret 2021, Bencana Geologi yang terjadi sebagai berikut:
1. Gunung Api
Gunung Api Merapi (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah)
Tingkat aktivitas Level III (Siaga) sejak tanggal 5 November 2020 pukul 12:00 WIB. Gunungapi Merapi (2.968 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 9 Januari 2021 dengan tinggi kolom erupsi 200 m di atas puncak. Warna kolom abu teramati kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 50 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga kencang ke arah utara dan timur. Suhu udara sekitar 27,6°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 9 Januari 2021, pukul 09:29:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3.168 m di atas permukaan laut atau sekitar 200 diatas puncak.
Gunung Api Ili Lewotolok (Nusa Tenggara Timur)
Tingkat aktivitas Level III (Siaga) sejak 29 November 2020 pukul 13:00 WITA. Peningkatan status tingkat aktivitas ini dilatarbelakangi oleh adanya erupsi pada tanggal 27 November 2020 pukul 05:57 WITA dengan tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam tinggi 500 m di atas puncak (± 1.923 m di atas permukaan laut) dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 mm dengan durasi erupsi tidak teramati jelas karena diikuti tremor menerus.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 100-500 meter dari puncak, angin lemah hingga sedang ke arah timur,tenggara,baratdaya dan barat. Gemuruh dan dentuman lemah hingga sedang. Terpantau lontaran material lava pijar sejauh lk 300-500mdpck ke arah tenggara. Suhu udara sekitar 26.9-29.8°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 29 November 2020, pukul 10:00:00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 5423 m di atas permukaan laut atau sekitar 4000 m di atas puncak.
Gunung Api Raung (Jawa Timur)
Sejak tanggal 20 Januari 2021, terekam gempa Tremor Non Harmonik tidak menerus, diikuti oleh Gempa Vulkanik Dalam, disertai adanya perubahan pada tinggi kolom hembusan gas/abu dan warna kolom hembusan. Maka sejak tanggal 21 Januari 2021 tingkat aktivitas G. Raung dinaikan menjadi Level II (Waspada).
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna kelabu dengan intensitas sedang tinggi sekitar 300-1000 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah timur dan selatan. Suhu udara sekitar 18-30°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi: Masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 2 km dari pusat erupsi kawah puncak.
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 03 Maret 2021, pukul 17:15:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 4532 m di atas permukaan laut atau sekitar 1200 m di atas puncak.
Gunung Api Sinabung (Sumatera Utara)
Tingkat aktivitas diturunkan menjadi Level III (Siaga) sejak tanggal 20 Mei 2019 pukul 10:00 WIB. Gunung Api Sinabung (2.460 m dpl) mengalami erupsi sejak tahun 2013.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 100-500 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah tenggara, selatan dan barat. Suhu udara sekitar 19-27°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 02 Maret 2021, pukul 15:04:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3460 m di atas permukaan laut atau sekitar 1000 m di atas puncak.
Gunung Api Karangetang (Sulawesi Utara)
Gunungapi Karangetang (1.784 m dpl) kembali memasuki periode erupsi sejak 25 November 2018. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 29 November 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 100 meter di atas puncak. Namun, hasil rekaman seismik menunjukan adanya penurunan aktivitas kegempaan sejak Desember 2020. Sejak 9 Februari 2021 tingkat aktivitas G. Karangetang diturunkan menjadi Level II (Waspada).
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 50-100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah timur dan tenggara. Suhu udara sekitar 26-30°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 25 November 2018, pukul 13:32:00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2284 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.
Gunung Api Semeru (Jawa Timur)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Semeru (3.676 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Erupsi ekplosif dan efusif, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak.
Gunung api tertutup kabut. Erupsi masih terjadi tetapi kolom erupsi dan hembusan gas dari kawah/puncak tidak teramati karena tertutup kabut. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, timur, dan baratlaut. Suhu udara sekitar 20-28°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 25 Februari 2021, pukul 06:05:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 4076 m di atas permukaan laut atau sekitar 400 m di atas puncak.
Gunung Api Anak Krakatau (Lampung)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada), sejak 25 Maret 2019. G. Anak Krakatau (157 m dpl) mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 18 Juni 2018 dan diikuti rangkaian erupsi pada periode September 2018 hingga Februari 2019.
Gunung api tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 25 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan barat daya. Suhu udara sekitar 23.5-30.8°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi: Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 17 April 2020, pukul 17:51:00 WIB. Erupsi tidak teramati.
Gunung Api Dukono (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Dukono (1.229 m dpl) mengalami erupsi menerus.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal tinggi sekitar 200-500 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah ke arah selatan. Suhu udara sekitar 26-30°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 26 Februari 2021, pukul 09:44:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 1629 m di atas permukaan laut atau sekitar 400 m di atas puncak.
Gunung Api Ibu (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Ibu (1.340 m dpl) mengalami erupsi secara menerus sejak tahun 2008. Letusan menghasilkan material batuan berukuran abu hingga bongkah yang terakumulasi di dalam kawah.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 200-800 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, selatan dan barat.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 26 Februari 2021, pukul 08:14:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2125 m di atas permukaan laut atau sekitar 800 m di atas puncak.
Gunung Api Gamalama (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Gunungapi Gamalama mengalami erupsi minor pada tanggal 4 Oktober 2018, yang merupakan erupsi terakhir menghasilkan tinggi kolom erupsi 250 meter di atas puncak. Warna kolom abu teramati putih hingga kelabu
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah selatan. Suhu udara sekitar 26-31°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit pada tanggal 10 Oktober 2018, pukul 19:26:00 WIT. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 1725 m di atas permukaan laut atau sekitar 10 m di atas puncak.
Gunung Api Kerinci (Jambi, Sumatera Barat)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Kerinci (3.805 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus.
Gunung api tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 100 meter dari puncak. Cuaca cerah, angin lemah hingga sedang ke arah timur. Suhu udara sekitar 16-20°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 17 Oktober 2020, pukul 06:09:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 4605 m di atas permukaan laut atau sekitar 800 m di atas puncak.
Gunung Api Bromo (Jawa Timur)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Bromo (2.329 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-300 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin kencang ke arah utara,timurlaut,tenggara dan timur. Suhu udara sekitar 11-21°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 28 Desember 2020, pukul 09:17:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 2829 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak.
Gunung Api Soputan (Sulawesi Utara)
G. Soputan (1.809 m dpl) mengalami penurunan aktivitas vulkanik sehingga tingkat aktivitasnya diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 8 Oktober 2019 pukul 16.00 WITA. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 16 Desember 2018 menghasilkan tinggi kolom erupsi 7.000 meter di atas puncak. Warna kolom abu teramati kelabu hingga hitam.
Gunung api terlihat jelas. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah tenggara dan timur. Suhu udara sekitar 19-31°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna RED, terbit pada tanggal 16 Desember 2018, pukul 05:54:00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 8809 m di atas permukaan laut atau sekitar 7000 m di atas puncak.
Gunung Api Agung (Bali)
Gunungapi Agung di Bali mengalami fase erupsi mulai dari 21 November 2017 hingga saat ini, setelah beristirahat lebih dari 53 tahun. Tingkat aktivitas saat ini adalah Level II (Waspada).
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 30 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah baratdaya. Suhu udara sekitar 22-29°C.
Melalui rekaman seismograf pada 04 Maret 2021;
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada tanggal 13 Juni 2019, pukul 01:48:00 WITA. Erupsi tidak teramati.
2. Gerakan Tanah
Prakiraan wilayah potensi tejadinya gerakan tanah di Indonesia pada bulan Maret 2021 dibandingkan Februari 2021, potensinya tetap tinggi di seluruh Indonesia meliputi Wilayah Jawa terus meluas ke Bali Nusa Tenggara Barat dan Timur , Kalimantan bagian Tengah , Sulawesi , Maluku dan Maluku Utara hingga Papua. Sedangkan Wilayah Sumatera potensi tetap tinggi di wilayah Aceh dan Sumatera Barat namun cenderung meningkat di wilyah Bengkulu dan nlampung bagian barat . Kewaspadaan tetap tinggi bulan Maret 2021 di seluruh wilayah Indonesia dan pada saat turun hujan utamanya di wilayah di pegunungan, perbukitan, jalur jalan, dan seputaran bantaran sungai.
Gerakan tanah terakhir terjadi :
Penyebab : Penyebab terjadinya gerakan tanah diperkirakan akibat tanah pelapukan yang tebal dan labil, serta dipicu oleh curah hujan yang tinggi.
Dampak :
Peta prakiraan potensi gerakan tanah dari Badan Geologi perlu diacu sebagai peringatan dini. Masyarakat dapat mengunduh melalui www.vsi.esdm.go.id
Rekomendasi