Laporan hasil pemeriksaan lapangan bencana gerakan tanah dan banjir bandang di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat berdasarkan surat permintaan dari BPBD Kabupaten Tasikmalaya dengan Nomor Surat : 364/0352/BPBD/2020 perihal permintaan pemeriksaan daerah terdampak bencana gerakan tanah, sebagai berikut:
A. Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya
1. Lokasi dan Waktu Kejadian Gerakan Tanah:Gerakan tanah dan banjir bandang terjadi Kp. Palasari RT 001 RW 002, Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Secara geografi terletak pada koordinat 108° 07’ 34,9” BT dan 07° 15’ 05,2” LS. Menurut keterangan masyarakat sekitar gerakan tanah terjadi pada hari Jum’at, 28 Februari 2020 sekitar pukul 06.30 WIB.
2. Kondisi daerah bencana :
3. Situasi gerakan tanah dan dampak bencana
Gerakan tanah yang terjadi pada bagian hulu Sungai Cisayong berupa longsoran bahan rombakan dengan lebar longsoran sekitar 74 meter, Panjang lk 560 meter dan arah longsoran N 180° E (relatif ke arah selatan) yang materialnya menimbun aliran sungai sehingga terjadi pembendungan. Luas area yang terlanda 15.226 m2. Longsoran material lereng tersebut membendung air sehingga berkembang menjadi aliran bahan rombakan/banjir bandang.
Dampak dari gerakan tanah dan banjir bandang berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Tasikmalaya:
4. Faktor Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah dan banjir:
5. Mekanisme Terjadinya Gerakan Tanah :
Kemiringan lereng yang terjal dan tataguna lahan berupa lahan basah (sawah dan kolam) serta ditambah curah hujan yang tinggi dan lama pada bagian hulu mengakibatkan terjadinya peresapan air ke dalam lapisan tanah penutup yang bersifat sarang dan mudah meloloskan air. Peresapan air ini menyebabkan terjadinya penjenuhan dan penambahan beban massa tanah. Setelah tanah jenuh, air kemudian tertahan pada lapisan bagian bawah yang bersifat kedap air (tuf), sehingga terjadi akumulasi air. Kondisi kemiringan lereng yang terjal dan hujan yang turun terus menerus semakin memicu terjadinya gerakan tanah/longsor pada lereng yang kemudian menutup aliran Sungai Cisayong dan terjadi pembendungan. Karena volume air terus bertambah sehingga tanggul genangan tidak kuat menahan dan terjadilah aliran bahan rombakan/banjir bandang yang bergerak cepat ke arah hilir. Luncuran banjir bandang ini menimbulkan erosi di sepanjang alur yang dilaluinya sehingga terjadi gerakan tanah baru dan mengakibatkan terjadi peningkatan volume material longsoran yang menimbun sepanjang aliran Sungai Cisayong.
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, dapat disimpulkan bahwa:
Daerah bencana Kp. Palasari RT 001 RW 002, Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, pada saat ini masih berpotensi terjadi pergerakan tanah susulan berupa longsoran material rombakan jika tidak dilakukan mitigasi berupa tata kelola drainase (keairan) dan perubahan tataguna lahan bagian hulu.
7. Rekomendasi
Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih adanya potensi gerakan tanah tersebut, untuk menghindari terjadinya longsor susulan yang lebih besar dan jatuhnya korban jiwa disarankan:
B. Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya
1. Lokasi dan Waktu Kejadian Gerakan Tanah:Gerakan tanah terjadi Kp. Citamiang RT 04/ RW 02 dan Kp. Soreang RT 01/ RW 06, Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Secara geografi terletak pada koordinat 107° 58’ 42,5” BT dan 07° 58’ 42,5” LS. Menurut keterangan warga setempat, gerakan tanah terjadi sejak tanggal 26 Februari 2020 berupa retakan yang muncul pada permukaan tanah, jalan dan bangunan beton.
2. Kondisi daerah bencana :
3. Situasi gerakan tanah dan dampak bencana
Gerakan tanah yang terjadi berupa rayapan yang bergerak lambat. Hal ini ditandai dengan munculnya retakan pada permukaan tanah dan jalan dengan arah N 178° E dan arah longsoran N 90° E (ke arah timur). Di beberapa lokasi telah terjadi nendatan sedalam 50 cm. Pada saat pemeriksan retakan yang muncul pada permukaan tanah telah ditutup dan dipadatkan menggunakan tanah untuk mengurangi masuknya air permukaan ke dalam lereng.
Dampak dari gerakan tanah dan banjir bandang berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Tasikmalaya:
4. Faktor Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah dan banjir:
5. Mekanisme Terjadinya Gerakan Tanah :
Adanya aliran air permukaan (air hujan dan rumah tangga), kolam-kolam dan lahan sawah mengakibatkan air terakumulasi dan masuk ke dalam tanah melalui ruang antar butir dan retakan-rekahan, menyebabkan tanah menjadi jenuh sehingga bobot masanya bertambah serta daya ikatnya berkurang. Adanya bidang gelincir (antara tanah pelapukan dan breksi yang lebih kedap air) serta kemiringan lereng yang agak terjal - terjal, maka tanah menjadi tidak stabil dan bergerak perlahan menuruni lereng, sehingga terjadilan rayapan (longsoran dengan pergerakan lambat) disertai dengan retakan dan nendatan yang merusakan bangunan rumah-rumah di daerah tersebut. Gerakan tanah ini akan dapat terjadi lagi pada setiap musim hujan, dan merusakkan rumah-rumah penduduk, meskipun sifat pergerakanya lambat.
6. Kesimpulan dan Rekomendasi Teknis
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, dapat disimpulkan bahwa:
Daerah bencana di Kp. Citamiang RT 04/ RW 02 dan Kp. Soreang RT 01/ RW 06, Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir pada saat ini masih berpotensi terjadi pergerakan tanah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan dan mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih adanya potensi gerakan tanah, serta untuk menghindari terjadinya longsor susulan yang lebih besar dan jatuhnya korban jiwa disarankan berikut :
LAMPIRAN
A. KECAMATAN CISAYONG
Gambar 1. Peta titik lokasi gerakan tanah di Kp. Palasari RT 01/ RW 02, Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
Gambar 2. Peta gelogi Desa Santanamekar dan sekitarnya, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
Gambar 3. Peta prakiraan wilayah terjadinya gerakan tanah Bulan Februari 2020, Desa Santanamekar dan sekitarnya, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
WILAYAH POTENSI GERAKAN TANAH
KABUPATEN TASIKMALAYA, PROVINSI JAWA BARAT
FEBRUARI 2020
Keterangan :
Gambar 4. Peta situasi gerakan tanah di Desa Santanamekar dan sekitarnya, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
Gambar 4. Penampang situasi gerakan tanah di Desa Santanamekar dan sekitarnya, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
B. KECAMATAN BOJONGGAMBIR
Gambar 5. Peta lokasi gerakan tanah Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
Gambar 6. Peta geologi Desa Ciroyom dan sekitarnya, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
Gambar 7. Peta prakiraan wilayah terjadinya gerakan tanah Bulan Februari 2020 di Desa Ciroyom dan sekitarnya, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
WILAYAH POTENSI GERAKAN TANAH
KABUPATEN TASIKMALAYA, PROVINSI JAWA BARAT
FEBRUARI 2020
Keterangan :
Gambar 8. Peta situasi gerakan tanah di Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
Gambar 9. Penampang situasi gerakan tanah di Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat
FOTO-FOTO LAPANGAN
A. KECAMATAN CISAYONGFoto 1. Longsoran pada bagian hulu yang materialnya sempat membendung aliran Sungai Cisayong di Kp. Palasari RT 001 RW 002, Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Terlihat muncul mata air pada bagian kontak antara tanah pelapukan dan batuan dasar.
Foto 2. Tataguna lahan pada lereng bagian hulu di Kp. Palasari RT 001 RW 002, Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya di berupa lahan basah (sawah dan kolam). Hal ini membuat lereng semakin jenuh air.
Foto 3. Tanah pelapukan yang tebal yang berada di atas batuan yang lebih kedap air (tuf) di Kp. Palasari RT 001 RW 002, Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Batas antara keduanya diperkirakan sebagai bidang gelincir.
Foto 4. Sistem Kp. Palasari RT 001 RW 002, Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya agar dibuat kedap air dan alirannya menjauhi lereng.
Foto 5. Koordinasi dengan Damdim, Kapolres, Kalak Kota dan Kab. Tasikmalaya dan Sosialisasi dari tim PVMBG (Badan Geologi) kepada masyarakat dan media mengenai mitigasi bencana gerakan tanah di Kp. Palasari RT 001 RW 002, Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya
B. KECAMATAN BOJONGGAMBIR
Foto 6. Gerakan tanah berupa rayapan di Kp. Citamiang RT 04/ RW 02 dan Kp. Soreang RT 01/ RW 06, Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini ditandai dengan munculnya retakan pada permukaan tanah dan jalan. Di beberapa tempat seperti pada sawah di bagian atas lereng terjadi nendatan
Foto 7. Gerakan tanah (longsoran) bagian bawah lereng (lembah) yang merusak jalan antar kampung di Kp. Citamiang RT 04/ RW 02 dan Kp. Soreang RT 01/ RW 06, Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya
Foto 8. Sebagian besar tataguna lahan pada lereng bagian atas lereng di Kp. Citamiang berupa lahan basah (sawah dan kolam). Hal ini membuat lereng semakin jenuh air.
Foto 9. Batuan dasar berupa breksi tufaan di Kp. Citamiang RT 04/ RW 02 dan Kp. Soreang RT 01/ RW 06, Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya
Foto 10. Sosialisasi dan koordinasi antara tim PVMBG dan Pemerintah daerah setempat mengenai mitigasi gerakan tanah di Kp. Citamiang RT 04/ RW 02 dan Kp. Soreang RT 01/ RW 06, Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya