Hari ini, Senin, 25 November 2019, Bencana/Bahaya Geologi yang terjadi sbb:
1. Gunungapi
Gunungapi Sinabung (Sumatera Utara)
Tingkat aktivitas sejak tanggal 20 Mei 2019 pukul 10.00 WIB diturunkan menjadi Level III (Siaga). G.Sinabung (2.460 m dpl) mengalami erupsi sejak tahun 2013. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 09 Juni 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 7000 m. Warna kolom abu teramati Hitam.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 500 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 17-25°C.
Melalui rekaman seismograf pada 24 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit tanggal 10 Juni 2019 pukul 14:21 WIB, terkait emisi gas dengan ketinggian kolom asap 2.960 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m dari puncak. Kolom asap bergerak ke arah timur-tenggara.
Gunungapi Agung (Bali)
Gunungapi Agung di Bali kembali memasuki fase erupsi mulai 21 November 2017 hingga saat ini,setelah beristirahat lebih dari 53 tahun. Tingkat aktivitas saat ini adalah Level III (Siaga). Letusan terakhir terjadi pada tanggal 13 Juni 2019 dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah barat. Suhu udara sekitar 21-30°C. Kelembaban 70-90%.
Melalui rekaman seismograf pada 24 November 2019 tercatat:- 3 kali gempa Tektonik Jauh
Melalui rekaman seismograf pada 25 November 2019 (Pukul. 00:00-06:00 WITA) tercatat:- 1 kali gempa Vulkanik Dalam
Rekomendasi:
VONA: VONA terkirim kode warna ORANGE, terbit tanggal 13 Juni 2019 pukul 01:48 WITA, terkait erupsi pada 13 Juni 2019 pukul 01:38 WITA. Kolom abu tidak teramati. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan lama gempa 3 menit 53 detik.
Gunungapi Karangetang (Sulawesi Utara)
Tingkat aktivitas Level III (Siaga). G. Karangetang (1.784 m dpl) kembali memasuki periode erupsi sejak 25 November 2018. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 25 November 2018 menghasilkan tinggi kolom erupsi 500 m. Warna kolom abu teramati Kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang tinggi sekitar 50-100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah ke arah timur dan timur laut. Suhu udara sekitar 24-32°C.
Asap Kawah II putih sedang tekanan gas sedang tinggi sekitar 25 meter, sinar api Kawah Utama tinggi sekitar 25 meter. Guguran lava pijar dari puncak Kawah Utama dan dari ujung leleran lava pijar terjadi guguran lava pijar ke arah Kali Sense, Nanitu, Sesepe sejauh sekitar1000-1500 m, sedangkan guguran lava pijar ke arah Kali Beha barat dan Batang sesekali sekitar sejauh 800-1000 meter. Leleran lava pijar di Kali Pangi teramati masih ada baranya dan terjadi guguran dari ujung leleran sejauh sekitar 50 m. Sinar api Kawah II dengan tinggi sekitar 10 meter didalam tiang kolom asap putih, sedangkan tekanan gas sedang dengan tinggi sekitar 25 m.
Melalui rekaman seismograf pada 24 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit tanggal 25 November 2018 pukul 13:32 WITA, terkait emisi abu vulkanik dengan ketinggian sekitar 2.284 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak, angin bertiup ke arah timur.
Gunungapi Soputan (Sulawesi Utara)
G. Soputan (1.809 m dpl) mengalami penurunan aktivitas vulkanik sehingga tingkat aktivitasnya diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 8 Oktober 2019 pukul 16.00 WITA. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 16 Desember 2018 menghasilkan tinggi kolom erupsi 7000 m. Warna kolom abu teramati Kelabu hingga Hitam.
Gunung api terlihat jelas. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi 10-20 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah tenggara dan barat daya. Suhu udara sekitar 20-35°C.
Melalui rekaman seismograf pada 24 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terkirim kode warna RED, terbit tanggal 16 Desember 2018 pukul 05:54 WITA, terkait erupsi dengan ketinggian kolom abu maksimum 8.809 m di atas permukaan laut atau sekitar 7.000 m di atas puncak.
Gunungapi Anak Krakatau (Lampung)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada), sejak 25 Maret 2019. G. Anak Krakatau (157 m dpl) mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 18 Juni 2018 dan diikuti rangkaian erupsi pada periode September 2018 hingga Februari 2019. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 13 November 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 200 m dari dasar kawah. Warna kolom abu teramati putih-hitam tebal.
Gunung api tertutup kabut. Melalui CCTV teramati asap putih tipis dengan tinggi 25-50 m dari kawah. Cuaca cerah, angin lemah ke arah timur. Suhu udara sekitar 23.8-31.4°C. Kelembaban 83-95%.
Melalui rekaman seismograf pada 24 November 2019 tercatat
Rekomendasi: Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit tanggal 13 November 2019 pukul 18:32 WIB. Berkaitan dengan erupsi yang teramati melalui CCTV menghasilkan kolom erupsi berwarna putih –hitam tebal setinggi 207 m di atas permukaan laut atau sekitar 50 m di atas puncak. Kolom erupsi bergerak ke arah utara.
Gunungapi Merapi (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Merapi (2.968 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 17 November 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 1000 m dari puncak. Warna kolom abu teramati Kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke timur dan barat. Suhu udara sekitar 13.5-29°C. Kelembaban 20-95%. Tekanan udara 567.0-709.1 mmHg.
Melalui rekaman seismograf pada 24 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit tanggal 17 November 2019 pukul 10:54 WIB, terkait dengan adanya erupsi abu dengan ketinggian kolom setinggi 3.968 meter di atas permukaan laut atau sekitar 1.000 meter di atas puncak. Kolom abu bergerak ke arah barat.
Gunungapi Dukono (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Dukono (1.229 m dpl) mengalami erupsi menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 16 November 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 600 m. Warna kolom abu teramati Putih hingga Kelabu.
Gunung api terlihat jelas. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal tinggi sekitar 200-500 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan timur laut. Suhu udara sekitar 26-31°C. Kelembaban 82-83%. Teramati luetusan dengan tinggi 200-500 meter dari puncak, kolom abu letusan berwarna putih hingga kelabu.
Melalui rekaman seismograf pada 24 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim dengan kode warna ORANGE, terbit tanggal 23 November 2019 pukul 06:01 WIT, terkait erupsi dengan ketinggian kolom erupsi sekitar 400 m dari atas puncak atau 1.629 meter di atas permukaan laut. Kolom erupsi bergerak ke baratdaya.
Gunungapi Ibu (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Ibu (1.340 m dpl) mengalami erupsi secara menerus sejak tahun 2008.
Gunung api terlihat jelas sampai tertutup kabut. Teramati asap berwarna putih – kelabu, Intensitas tipis, sedang dan tebal, tekanan lemah – sedang dan tinggi 200 – 800 m dari atas puncak. Angin bertiup lemah-sedang ke arah utara dan timur.
Melalui rekaman seismograf pada 24 November 2019 tercatat:
Rekomendasi: Masyarakat di sekitar G. Ibu dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati di dalam radius 2 km, dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan di bagian utara dari kawah aktif G. Ibu.
VONA: VONA terakhir terkirim dengan kode warna ORANGE, terbit tanggal 20 November 2019 pukul 10.58 WIT, terkait erupsi dengan ketinggian kolom abu sekitar 2125 m di atas permukaan laut atau sekitar 800 m di atas puncak. Kolom abu bergerak ke arah utara.
Gunungapi Gamalama (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Gamalama mengalami erupsi minor pada tanggal 4 Oktober 2018. Letusannya hampir selalu bersifat magmatik. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 04 Oktober 2018 menghasilkan tinggi kolom erupsi 250 m. Warna kolom abu teramati Putih hingga Kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 25-50 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah selatan dan barat. Suhu udara sekitar 23-29.8°C.
Melalui rekaman seismograf pada 24 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit tanggal 10 Oktober 2018 pukul 19:26 WIT, terkait hembusan asap kawah menerus sekitar 1.725 m di atas permukaan laut atau sekitar 10 m di atas puncak.
Gunungapi Kerinci (Jambi, Sumatera Barat)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Kerinci (3.805 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 30 Maret 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 600 m. Warna kolom abu teramati Kelabu.
Gunung api tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin sedang ke arah barat. Suhu udara sekitar 22-24°C. Kelembaban 58-65%.
Melalui rekaman seismograf pada 24 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit tanggal 2 November 2019 pukul 06:12 WIB, terkait hembusan asap berwarna cokat ketinggian sekitar 4.305 meter di atas permukaan air laut atau sekitar 500 meter di atas puncak, begerak ke arah timur-tenggara.
Gunungapi Bromo (Jawa Timur)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Bromo (2.329 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 19 Juli 2019 dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50-300 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah ke arah tenggara, selatan, barat daya dan barat. Suhu udara sekitar 10-21°C.
Melalui rekaman seismograf pada 24 November 2019 tercatat:- Tremor Menerus, amplitudo 0.5-1 mm (dominan 1 mm)
Rekomendasi: Masyarakat di sekitar G. Bromo dan pengujung/wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif G. Bromo
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit tanggal 19 Juli 2019 pukul 18:52 WIB, terkait erupsi abu disertai suara gemuruh dan dentuman. Gempa letusan terekam di seismograf dengan amplituda maksimum 37mm dan durasi 7 menit 14 detik. Tinggi kolom erupsi tidak teramati dengan jelas karena tertutup kabut.
Gunungapi Slamet (Jawa Tengah)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) G. Slamet (3.432 m.dpl) pada 9 Agustus 2019 pukul 09.00 WIB. Rekaman kegempaan dan deformasi terdeteksi mengalami kenaikkan pada Juni 2019.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi 50 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah selatan dan barat. Suhu udara sekitar 23-29.8°C.
Melalui rekaman seismograf pada 24 November 2019 tercatat:
Rekomendasi: Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak berada/beraktivitas dalam radius 2km dari kawah puncak G. Slamet.
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit tanggal 10 Agustus 2019 pukul 14.02 WIB, terkait peningkatan aktivitas kegempaan.
2. Gerakan Tanah
Prakiraan wilayah potensi tejadi gerakan tanah di Indonesia pada bulan November 2019 dibandingkan Oktober 2019, potensinya cenderung meningkat disebagian wilayah indonesia . Kewaspadaan perlu dijaga wilaya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan sepanjang pantai Sumatera Bagian Barat, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat,, Wilaya Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan papua. Utamanya menjelang musim penghujan, wilayah di pegunungan, perbukitan, jalur jalan dan seputaran bantaran sungai.
Gerakan tanah terakhir terjadi :
Penyebab gerakan tanah diperkirakan diantaranya kemiringan lereng yang terjal, tanah lapukan yang tebal, gembur dan sarang serta mudah menyerap air, serta dipicu oleh curah hujan yang tinggi.
Dampak: 2 (dua) rumah milik Wahyu (43) dan Sohib (70) rusak berat akibat tertimbun material longsoran di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat; jalur jalan terhambat di Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat; 2 (dua) orang meninggal dunia dan 1 (satu) orang luka-luka di Kabupaten Sorolangun, Provinsi Jambi; akses jalan terhambat di Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah; 1 (satu) rumah terancam di Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan
Peta prakiraan potensi gerakan tanah dari Badan Geologi perlu diacu sebagai peringatan dini. Masyarakat dapat mengunduh melalui www.vsi.esdm.go.id.
Rekomendasi:
3. Gempa Bumi
Gempa bumi di baratdaya Nias Selatan, Sumatera Utara
Informasi Gempa bumi: Gempa bumi terjadi pada hari Minggu, 24 November 2019, pukul 08:08:25 WIB. Berdasarkan informasi dari BMKG, pusat gempa bumi terletak pada koordinat 97,73° BT dan 0,94° LS, dengan magnitudo M5,1 pada kedalaman 19 km, berjarak 168 km baratdaya Nias selatan, Sumatera Utara.
Kondisi geologi daerah terdekat pusat gempa bumi:Pusat gempa bumi berada di laut. Wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi adalah wilayah Pulau Nias, Kepulauan Batu, dan pesisir barat Sumatera Utara. Kepulauan barat Sumatera (Kep. Batu dan P. Nias) pada umumnya disusun oleh batuan tua atau berumur Pra-Tersier hingga Tersier. Wilayah pesisir barat Sumatera Utara pada umumnya disusun oleh batuan sedimen berumur Kuarter. Batuan berumur Kuarter serta batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, belum kompak sehingga bersifat memperkuat efek guncangan gempa bumi.
Penyebab gempa bumi: Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, gempa bumi ini berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Dampak gempa bumi: Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami. Belum ada informasi terkait intensitas guncangan maupun kerusakan.
Rekomendasi: