Hari ini, Sabtu, 23 November 2019, Bencana/Bahaya Geologi yang terjadi sbb:
1. Gunungapi
Gunungapi Sinabung (Sumatera Utara)
Tingkat aktivitas sejak tanggal 20 Mei 2019 pukul 10.00 WIB diturunkan menjadi Level III (Siaga). G.Sinabung (2.460 m dpl) mengalami erupsi sejak tahun 2013. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 09 Juni 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 7000 m. Warna kolom abu teramati Hitam.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 200 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah timur, tenggara, barat daya, barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 15-24°C.
Melalui rekaman seismograf pada 22 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit tanggal 10 Juni 2019 pukul 14:21 WIB, terkait emisi gas dengan ketinggian kolom asap 2.960 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m dari puncak. Kolom asap bergerak ke arah timur-tenggara.
Gunungapi Agung (Bali)
Gunungapi Agung di Bali kembali memasuki fase erupsi mulai 21 November 2017 hingga saat ini,setelah beristirahat lebih dari 53 tahun. Tingkat aktivitas saat ini adalah Level III (Siaga). Letusan terakhir terjadi pada tanggal 13 Juni 2019 dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah barat. Suhu udara sekitar 20-29°C. Kelembaban 68-90%.
Melalui rekaman seismograf pada 22 November 2019 tercatat:
Melalui rekaman seismograf pada 23 November 2019 (Pukul. 00:00-06:00 WITA) tercatat:- 1 kali gempa Tektonik Jauh
Rekomendasi:
VONA: VONA terkirim kode warna ORANGE, terbit tanggal 13 Juni 2019 pukul 01:48 WITA, terkait erupsi pada 13 Juni 2019 pukul 01:38 WITA. Kolom abu tidak teramati. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan lama gempa 3 menit 53 detik.
Gunungapi Karangetang (Sulawesi Utara)
Tingkat aktivitas Level III (Siaga). G. Karangetang (1.784 m dpl) kembali memasuki periode erupsi sejak 25 November 2018. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 25 November 2018 menghasilkan tinggi kolom erupsi 500 m. Warna kolom abu teramati Kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang tinggi sekitar 100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 27-31°C.
Sinar api lk 25m guguran lava dari puncak kawah utama ke arah Kali nanitu Kali sense Kali pangi lk 1000-1500m ke arah Kali beha barat 750m asap kawah 2 putih sedang 50m, Nihil , Asap kw II putih sedang lk 75 m. Guguran lava dari puncak kawah utama mengarah ke kali pangi, nanitu dan sense lk 1000-1500m. Sesekali ke kali beha barat lk 750m. Hembusan asap kw II kelabu tebal lk 300m , Asap kw II putih sedang lk 75m. Guguran lava dari puncak kawah utama mengarah ke kali pangi, nanitu dan sense lk 1000-1500m. Sesekali ke kali beha barat lk 750m. Sinar api lk 10m
Melalui rekaman seismograf pada 22 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit tanggal 25 November 2018 pukul 13:32 WITA, terkait emisi abu vulkanik dengan ketinggian sekitar 2.284 m di atas permukaan laut atau sekitar 500 m di atas puncak, angin bertiup ke arah timur.
Gunungapi Soputan (Sulawesi Utara)
G. Soputan (1.809 m dpl) mengalami penurunan aktivitas vulkanik sehingga tingkat aktivitasnya diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 8 Oktober 2019 pukul 16.00 WITA. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 16 Desember 2018 menghasilkan tinggi kolom erupsi 7000 m. Warna kolom abu teramati Kelabu hingga Hitam.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis da tinggi 20-30 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah tenggara dan barat daya. Suhu udara sekitar 20-32°C.
Melalui rekaman seismograf pada 22 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terkirim kode warna RED, terbit tanggal 16 Desember 2018 pukul 05:54 WITA, terkait erupsi dengan ketinggian kolom abu maksimum 8.809 m di atas permukaan laut atau sekitar 7.000 m di atas puncak.
Gunungapi Anak Krakatau (Lampung)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada), sejak 25 Maret 2019. G. Anak Krakatau (157 m dpl) mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 18 Juni 2018 dan diikuti rangkaian erupsi pada periode September 2018 hingga Februari 2019. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 13 November 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 200 m dari dasar kawah. Warna kolom abu teramati putih-hitam tebal.
Gunung api tertutup kabut. Melalui CCTV teramati asap putih tipis dengan tinggi 25-100 m dari kawah. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah ke arah timur dan barat daya. Suhu udara sekitar 25-31.2°C. Kelembaban 75-91%.
Melalui rekaman seismograf pada 22 November 2019 tercatat:
Rekomendasi: Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit tanggal 13 November 2019 pukul 18:32 WIB. Berkaitan dengan erupsi yang teramati melalui CCTV menghasilkan kolom erupsi berwarna putih –hitam tebal setinggi 207 m di atas permukaan laut atau sekitar 50 m di atas puncak. Kolom erupsi bergerak ke arah utara.
Gunungapi Merapi (Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Merapi (2.968 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 17 November 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 1000 m dari puncak. Warna kolom abu teramati Kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke utara, timur dan barat. Suhu udara sekitar 13-24.3°C. Kelembaban 21-90%. Tekanan udara 916.5-916.9 mmHg.
Melalui rekaman seismograf pada 22 November 2019 tercatat:- 3 kali gempa Guguran
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit tanggal 17 November 2019 pukul 10:54 WIB, terkait dengan adanya erupsi abu dengan ketinggian kolom setinggi 3.968 meter di atas permukaan laut atau sekitar 1.000 meter di atas puncak. Kolom abu bergerak ke arah barat.
Gunungapi Dukono (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Dukono (1.229 m dpl) mengalami erupsi menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 16 November 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 600 m. Warna kolom abu teramati Putih hingga Kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah selatan dan barat. Suhu udara sekitar 23.2-28.7°C. Kelembaban 82-83%.
Melalui rekaman seismograf pada 22 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim dengan kode warna ORANGE, terbit tanggal 18 November 2019 pukul 19:42 WIT, terkait erupsi dengan ketinggian kolom erupsi sekitar 300 m dari atas puncak atau 1.529 meter di atas permukaan laut. Kolom erupsi bergerak ke timur.
Gunungapi Ibu (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Ibu (1.340 m dpl) mengalami erupsi secara menerus sejak tahun 2008.
Gunung api terlihat Jelas sampai tertutup kabut. Teramati asap berwarna putih – kelabu, Intensitas tipis, sedang dan tebal, tekanan lemah – sedang dan tinggi 200 – 800 m dari atas puncak. Angin bertiup lemah-sedang ke arah utara dan timur.
Melalui rekaman seismograf pada 22 November 2019 tercatat:
Rekomendasi: Masyarakat di sekitar G. Ibu dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati di dalam radius 2 km, dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan di bagian utara dari kawah aktif G. Ibu.
VONA: VONA terakhir terkirim dengan kode warna ORANGE, terbit tanggal 20 November 2019 pukul 10.58 WIT, terkait erupsi dengan ketinggian kolom abu sekitar 2125 m di atas permukaan laut atau sekitar 800 m di atas puncak. Kolom abu bergerak ke arah utara.
Gunungapi Gamalama (Maluku Utara)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Gamalama mengalami erupsi minor pada tanggal 4 Oktober 2018. Letusannya hampir selalu bersifat magmatik. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 04 Oktober 2018 menghasilkan tinggi kolom erupsi 250 m. Warna kolom abu teramati Putih hingga Kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah timur laut dan timur. Suhu udara sekitar 25-30°C.
Melalui rekaman seismograf pada 22 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit tanggal 10 Oktober 2018 pukul 19:26 WIT, terkait hembusan asap kawah menerus sekitar 1.725 m di atas permukaan laut atau sekitar 10 m di atas puncak.
Gunungapi Kerinci (Jambi, Sumatera Barat)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). G. Kerinci (3.805 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 30 Maret 2019 menghasilkan tinggi kolom erupsi 600 m. Warna kolom abu teramati Kelabu.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin sedang ke arah timur laut. Suhu udara sekitar 22-25°C. Kelembaban 62-70%.
Melalui rekaman seismograf pada 22 November 2019 tercatat:
Rekomendasi:
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit tanggal 2 November 2019 pukul 06:12 WIB, terkait hembusan asap berwarna cokat ketinggian sekitar 4.305 meter di atas permukaan air laut atau sekitar 500 meter di atas puncak, begerak ke arah timur-tenggara.
Gunungapi Bromo (Jawa Timur)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Bromo (2.329 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus. Letusan terakhir terjadi pada tanggal 19 Juli 2019 dengan tinggi kolom erupsi tidak teramati.
Gunung api terlihat jelas. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50-100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah barat daya. Suhu udara sekitar 7-20°C.
Melalui rekaman seismograf pada 22 November 2019 tercatat:- Tremor Menerus, amplitudo 0.5-1 mm (dominan 1 mm)
Rekomendasi: Masyarakat di sekitar G. Bromo dan pengujung/wisatawan/pendaki tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif G. Bromo
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit tanggal 19 Juli 2019 pukul 18:52 WIB, terkait erupsi abu disertai suara gemuruh dan dentuman. Gempa letusan terekam di seismograf dengan amplituda maksimum 37mm dan durasi 7 menit 14 detik. Tinggi kolom erupsi tidak teramati dengan jelas karena tertutup kabut.
Gunungapi Slamet (Jawa Tengah)
Tingkat aktivitas Level II (Waspada) G. Slamet (3.432 m.dpl) pada 9 Agustus 2019 pukul 09.00 WIB. Rekaman kegempaan dan deformasi terdeteksi mengalami kenaikkan pada Juni 2019.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi 50 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah selatan dan barat. Suhu udara sekitar 23.2-26.2°C.
Melalui rekaman seismograf pada 22 November 2019 tercatat:
Rekomendasi: Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak berada/beraktivitas dalam radius 2km dari kawah puncak G. Slamet.
VONA: VONA terakhir terkirim kode warna YELLOW, terbit tanggal 10 Agustus 2019 pukul 14.02 WIB, terkait peningkatan aktivitas kegempaan.
2. Gerakan Tanah
Prakiraan wilayah potensi tejadi gerakan tanah di Indonesia pada bulan November 2019 dibandingkan Oktober 2019, potensinya cenderung meningkat disebagian wilayah indonesia . Kewaspadaan perlu dijaga wilaya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan sepanjang pantai Sumatera Bagian Barat, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat,, Wilaya Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan papua. Utamanya menjelang musim penghujan, wilayah di pegunungan, perbukitan, jalur jalan dan seputaran bantaran sungai.
Gerakan tanah terakhir terjadi :
1.Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.
Penyebab gerakan tanah diperkirakan akibat kemiringan lereng, tanah pelapukan yang tebal dan labil, dan dipicu oleh curah hujan lebat sebelum dan pada saat terjadinya gerakan tanah.
Dampak: akses jalan terhambat di Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.
Peta prakiraan potensi gerakan tanah dari Badan Geologi perlu diacu sebagai peringatan dini. Masyarakat dapat mengunduh melalui www.vsi.esdm.go.id.
Rekomendasi :
3. Gempa Bumi
1) Gempa bumi di Perairan Barat Kep. Batu, Sumatera Utara
Informasi Gempa bumi:Gempa bumi terjadi pada hari Jum'at, 22 November 2019, pukul 05:29 WIB. Berdasarkan informasi dari BMKG, pusat gempa bumi terletak pada koordinat 97,78° BT dan 1,02° LS, dengan magnitudo M 5,2 pada kedalaman 10 km, berjarak 177 km baratdaya Nias Selatan, Sumatera Utara. GFZ, Jerman melalui GEOFON program menginformasikan bahwa gempa bumi berpusat di koordinat 98,05° BT dan 0,95° LS dengan kekuatan M5,0 dan kedalaman 10 km. USGS, Amerika, menginformasikan bahwa pusat gempa bumi terletak pada koordinat 97,881° BT dan 0,924° LS, dengan magnitudo M 5,2 pada kedalaman 10 km.
Kondisi geologi daerah terdekat pusat gempa bumi: Pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia di perairan barat Kepulauan Batu, Sumatera Utara. Berdasarkan tatanan tektonik Pantai Barat Sumatera dipengaruhi oleh zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia, sehingga memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan Pulau Sumatera. Kondisi geologi di sekitar pusat gempa bumi (Kep. Batu) tersusun oleh alluvium Kuarter, batuan sedimen berumur Tersier serta batuan bancuh berumur Pra-Tersier. Jenis batuan berumur muda seperti alluvium dan batuan Kuarter biasanya bersifat urai dan mengamplifikasi guncangan gempa bumi.
Penyebab gempa bumi: Berdasarkan posisi pusat gempa bumi dan kedalamannya, kejadian gempa bumi ini berasosiasi dengan aktifitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Dampak gempa bumi: Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami. Belum ada informasi terkait intensitas guncangan dan kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini.
2) Gempa bumi di barat laut Maluku Tenggara Barat, Maluku
Informasi Gempa Bumi: Gempa bumi terjadi pada hari Jum’at, 22 November 2019 pukul 05:55:06 WIB. Menurut BMKG, pusat gempa bumi berada pada koordinat 7.27°LS dan 130.17°BT dengan magnitudo 5.4 pada kedalaman 105 km, berjarak 148 km barat laut Maluku Tenggara Barat. USGS mencatat gempa bumi terjadi di 7.160°LS dan 129.997°BT dengan magnitudo 5.0 pada kedalaman 77.3 km. GFZ mencatat gempa bumi terjadi di 7.39°LS dan 130.07°BT dengan magnitudo 5.0 pada kedalaman 83 km.
Kondisi geologi daerah terkena gempa bumi: Pusat gempa bumi berada di laut. Daerah terdekat dari pusat gempa bumi adalah Kepulauan Babar dan Tanimbar. Lokasi tersebut dominan tersusun oleh batuan bancuh dan karbonat yang berumur Pratersier hingga Kuarter. Batuan ini kebanyakan sudah lapuk, bersifat lepas dan mudah longsor. Batuan lapuk umumnya akan memperkuat efek guncangan gempa sehingga guncangan gempa lebih terasa.
Penyebab gempa bumi: Berdasarkan lokasi dan kedalaman pusat gempa bumi, diperkirakan gempa bumi ini berasosiasi dengan subduksi di Laut Banda .
Dampak gempa bumi: Belum ada laporan korban dan kerusakan. Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami.
Rekomendasi: