Laporan hasil pemeriksaan lapangan Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur berdasarkan surat permohonan BPBD Kabupaten Jember berupa Peninjauan/Pemetaan dan Rekomendasi Retakan Tanah dengan nomor surat 800/489/416/2018 tanggal 6 Maret 2018. Hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:
1. Lokasi Kejadian Gerakan Tanah:
Gerakan tanah terjadi di pemukiman Dusun Garahan Kidul RT 03 RW 09, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis terletak pada koordinat 08° 16' 17" LS dan 113° 54' 29.8" BT. Bencana longsor ini terjadi pada akhir bulan Januari 2018.
2. Jenis Gerakan Tanah
Jenis gerakan tanah terjadi di Dusun Garahan Kidul ini adalah longsoran pada tebing kebun campuran yang berada di dekat pemukiman dan termasuk kedalam longsoran dangkal. Terdapat 5 (empat) titik longsoran pada tebing tersebut, dengan tinggi tebing sekitar 16 meter. Lebar longsoran bervariasi dari 4 sampai 8 meter, dengan kedalaman tanah pelapukan berkisar 0,5 – 1,5 meter, arah gerakan N 335° E – N 347°E (relatif barat daya). Pada saat ini bagian atas mahkota longsoran retakan tidak terlihat karena sudah tertutup dan ditumbuhi semak belukar.
3. Dampak gerakan Tanah
4. Kondisi daerah bencana :
Secara umum daerah bencana merupakan lereng perbukitan bergelombang sedang dengan kemiringan lereng 27 - 40°. Ketinggian lokasi ini terletak antara 480 - 500 m dpl. Lokasi bencana di Dusun Garahan Kidul RT 03 RW 09, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo memiliki kemiringan lereng yang terjal dan pemukiman berada di bawahnya dengan jarak 5 – 14 meter dari tebing yang mengalami longsoran.
Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi bencana batuan penyusun daerah bencana berupa batupasir sisipan tuf yang terkekarkan dan sudah mengalami pelapukan dengan tanah pelapukan berupa lanau pasiran berwarna coklat sampai coklat kekuningan. Ketebalan tanah pelapukan berkisar 0,5 – 1,5 meter. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Jember (Sapei dkk, 1992), batuan di daerah bencana termasuk ke dalam Formasi Batuampar (Tomb), berupa perselingan batupasir dan batulempung bersisipan tuf, breksi dan konglomerat. Lokasi longsor secara tidak langsung dipengaruhi oleh struktur geologi berupa sesar geser, sehingga batuannya terkekarkan.
Kondisi keairan di daerah bencana berupa air permukaan yang berasal dari limpasan air hujan dan sungai. Masyarakat menggunakan mata air, sumur dangkal yang disalurkan untuk keperluan sehari-hari.
Secara umum tata guna lahan di daerah sekitar lokasi bencana berupa hutan dan semak belukar di bagian atas, jalan dan pemukiman di bagian tengah dan di bagian bawah, di beberapa tempat merupakan areal perkebunan kopi, kebun campuran dan belukar.
Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), daerah bencana termasuk ke dalam Zona Potensi Gerakan Tanah Menengah artinya daerah ini mempunyai kerentananan gerakan tanah menengah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali dipicu oleh curah hujan tinggi.
Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah bulan Januari 2018 di Kabupaten Jember, lokasi bencana terletak pada potensi Gerakan Tanah Menengah - Tinggi. Potensi menengah-tinggi berarti pada zona ini berpotensi menengah-tinggi terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
5. Faktor Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah :
Secara umum faktor penyebab terjadinya gerakan tanah di daerah pemeriksaan antara lain adalah:
6. Mekanisme Terjadinya Gerakan Tanah :
Lokasi longsor secara tidak langsung dipengaruhi oleh struktur geologi berupa sesar geser, sehingga batuannya terkekarkan dan merupakan zona lemah. Limpasan air permukaan dari hujan meresap melalui pori tanah dan retakan batuan, sehingga tanah permukaan dan batuan yang lapuk menjadi jenuh. Tanah yang jenuh membuat bobot massa tanah meningkat. Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan air pori dan berkurangnya daya ikat tanah dan batuan, kemiringan lereng yang terjal semakin membuat lereng menjadi tidak stabil dan bergerak mencari kesetimbangan baru, maka terjadilah gerakan tanah berupa longsoran tanah dan batu.
7. Rekomendasi Teknis
Daerah ini masih berpotensi untuk bergerak (longsoran) terutama pada waktu terjadi hujan lebat dalam waktu lama. Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih adanya potensi gerakan tanah tersebut, untuk menghindari terjadinya longsor susulan yang lebih besar dan jatuhnya korban jiwa disarankan:
Gambar 1. Peta Lokasi Gerakan tanah di Kecamatan Silo, Kab. Jember.
Gambar 2. Peta Geologi Lokasi Gerakan tanah di Kecamatan Silo, Kab. Jember.
Gambar 3. Peta Zona Kerentanan Gerakan tanah di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.
Gambar 4. Peta Prakiraan terjadinya Gerakan tanah di Kabupaten Jember bulan Januari 2018.
WILAYAH POTENSI GERAKAN TANAH
KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR
BULAN JANUARI 2018
Gambar 5. Peta Situasi gerakan tanah di Dusun Garahan Kidul, Desa Sidomulyo, Kec. Silo, Kab. Jember.
Hasil dari pemetaan menggunakan drone pada tanggal 23 Maret 2018.
Gambar 6. Penampang gerakan tanah di Dusun Garahan Kidul, Desa Sidomulyo, Kec. Silo, Kab. Jember.
Foto 1. Pemukiman yang berada di bawah tebing dan mahkota longsoran. Sebanyak 8 (delapan) rumah yang terletak sekitar 5 - 14 meter dari tebing yang longsor terancam longsor susulan.
Foto 2. Beberapa titik longsoran pada tebing yang berada di belakang pemukiman Dusun Garahan Kidul, Desa Sidomulyo, Kec. Silo, Kab. Jember, mengancam rumah-rumah yang berada pada alur landaan material longsorannya.
Foto 3. Tata guna lahan pada bagian atas lereng yang longsor berupa kebun campuran dan belukar.
Foto 4. Batuan dasar yang sudah melapuk berupa batupasir sisipan tuf yang terkekarkan.