Hasil pemeriksaan Tim Pasca Bencana Gerakan Tanah di Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, dan Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, sebagai berikut:
A. Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari
1. Lokasi dan Waktu Kejadian Gerakan Tanah :Lokasi gerakan tanah berada di Bukit Parangan yang menjadi batas antara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur di Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis terletak pada koordinat 111° 7' 26,3" BT dan 08° 3' 21,9" LS. Banjir bandang terjadi di bagian bawahnya tepatnya di RT 05 RW 06 Dusun Wonosari, Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis terletak pada koordinat 111° 8' 6,9" BT dan 08° 4' 7,5" LS. Gerakan tanah terjadi sejak tahun 2002 dan bergerak secara masif sejak Desember 2016 hingga sekarang.
2. Kondisi bencana dan akibat yang ditimbulkan :
Jenis gerakan tanah adalah runtuhan batu (rock slide) yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan (debris flow). Longsor terjadi pada bagian hulu dari salah satu Anak Sungai Brungkah tepatnya di Bukit Parangan, dengan kemiringan lereng secara umum berkisar antara 40° – 50°. Arah longsoran N 139° E lalu materialnya masuk ke lembah anak sungai Brungkah dan terbawa hingga ke pertemuannya dengan Sungai Brungkah di RT 06 RW 06 Dusun Wonosari, Desa Karangrejo. Di tempat ini, material longsor terakumulasi hingga hampir membendung aliran Sungai Brungkah yang dapat memicu terjadinya banjir bandang jika bendungan material longsor tersebut jebol.
Dampak gerakan tanah:
3. Kondisi Daerah Gerakan Tanah :
4. Kerentanan Gerakan Tanah :
Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur pada bulan Februari 2016 (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah menengah-tinggi. Artinya, daerah ini mempunyai tingkat kerentanan menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
5. Faktor Penyebab Gerakan Tanah :
6. Mekanisme Terjadinya Gerakan Tanah dan Banjir Bandang:
Material penyusun lereng di Bukit Parangan terdiri dari batuan yang mengalami rekahan intensif akibat pengaruh struktur geologi di daerah tersebut. Kondisi tersebut membuat lereng mudah tererosi oleh air limpasan hujan dan mata air yang berada di dasar gawir sehingga mengganggu kestabilan lereng tersebut. Saat kestabilan lereng terlewati, terjadi runtuhan batuan (rock slide) dari material lereng masuk menuju anak Sungai Brungkah. Oleh karena debit airnya kecil, material longsor akan terakumulasi di sepanjang aliran anak sungai dan menghambat alirannya. Saat musim hujan, debit air meningkat hingga membobol hambatan tersebut dan mengangkut materialnya menuju Sungai Brungkah. Kekuatan dan kecepatan aliran air di pertemuan anak sungai dengan Sungai Brungkah jauh menurun sehingga material yang terbawa alirannya terendapkan dan terakumulasi dengan cepat di tempat ini. Akumulasi material kemudian menimbun jalan dan jembatan di atasnya serta menghambat aliran Sungai Brungkah. Sebagian material yang berukuran lebih kecil terbawa aliran Sungai Brungkah dan terendapkan di sepanjang bantaran sungai hingga meluap memenuhi sawah penduduk.
7. Rekomendasi Teknis :
Daerah sekitar gerakan tanah masih berpotensi untuk terjadi gerakan tanah susulan, yang dapat berkembang menjadi aliran bahan rombakan yang lebih besar, untuk itu direkomendasikan sebagai berikut :
B. Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan
Lokasi gerakan tanah berada di RT 04 dan RT 05, RW 02 Dusun Krajan, Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis terletak pada koordinat 111° 8' 3,9" BT dan 8° 11' 0,0" LS. Gerakan tanah mulai terjadi pada tanggal 12 Desember 2016 berupa retakan yang melanda 2 (dua) rumah warga. Setelah itu, setiap hujan deras retakan terus berkembang dan meluas hingga sekarang.
2. Kondisi bencana dan akibat yang ditimbulkan :
Jenis gerakan tanah adalah rayapan (creeping) yang ditunjukkan dengan retakan-retakan pada tanah dan rumah penduduk. Secara umum retakan terdapat di 6 (enam) tempat yang tersebar dari lereng bagian atas hingga bagian bawahnya. Arah retakan relatif seragam dengan kisaran N 250° E, N 275° E, hingga N 290° E, arah yang berbeda terdapat di lereng bagian atas dengan arah N 342° E. Lebar retakan berkisar antara 10-30 cm, penurunan sebesar 5-40 cm dan laju pergeseran retakan sebesar 2-5 mm/hari. Pada bagian bawah lereng, telah terjadi longsoran bahan rombakan pada tebing setinggi 5 meter dan panjang 3 meter.
Dampak gerakan tanah:
3. Kondisi Daerah Gerakan Tanah :
4. Kerentanan Gerakan Tanah :
Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur pada bulan Februari 2016 (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan Pacitan termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah menengah-tinggi. Sedangkan Desa Purworejo termasuk dalam zona potensi terjadi gerakan tanah menengah. Artinya, daerah ini mempunyai tingkat kerentanan menengah untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal.
5. Faktor Penyebab Gerakan Tanah :
6. Mekanisme Terjadinya Gerakan Tanah :
Retakan tanah terbentuk pertama kali pada lereng bagian atas sebagai dampak dari terganggunya kestabilan lereng akibat beban yang bertambah dan pemotongan lereng yang terlampau tegak. Hujan turun menambah debit aliran air yang berada di sisi timur yang membuat tingkat erosinya juga meningkat. Air hujan yang melimpas di permukaan kemudian meresap ke dalam retakan dan memicu terjadinya pergerakan yang akhirnya membentuk retakan lain pada lereng bagian tengah dan bagian bawah. Material penyusun lereng yang terdiri dari tanah pelapukan dan batuan yang terkekarkan memudahkan jalan air untuk meresap dan menjenuhi lereng. Dalam kondisi lereng yang sudah jenuh ditambah pembebanan di permukaannya, retakan akan terus berkembang selama musim penghujan hingga tercapai keseimbangan baru.
7. Rekomendasi Teknis :
Rayapan di daerah sekitar gerakan tanah masih berpotensi untuk bergerak, sehongga retakan masih mungkin terus berkembang terutama saat hujan turun, untuk itu direkomendasikan sebagai berikut :
LAMPIRAN
Gambar 1. Peta lokasi kejadian gerakan tanah di Dusun Wonosari, Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
Gambar 2. Peta lokasi kejadian gerakan tanah di Dusun Krajan, Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan Kota, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
Gambar 3. Peta geologi Desa Karangrejo dan sekitarnya, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
Gambar 4. Peta geologi Desa Purworejo dan sekitarnya, Kecamatan Pacitan Kota, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
Gambar 5. Peta prakiraan potensi terjadi gerakan tanah bulan Februari 2017 di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
WILAYAH POTENSI GERAKAN TANAH
DI KABUPATEN PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR
BULAN FEBRUARI 2017
Keterangan :
Gambar 6. Peta situasi gerakan tanah dan banjir bandang di Dusun Wonosari, Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
Gambar 7. Peta situasi gerakan tanah di Dusun Krajan, Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan Kota, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
Gambar 8. Sketsa penampang gerakan tanah di Dusun Krajan, Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan Kota, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur
Foto 1 Gerakan tanah di Bukit Parangan, Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Batuannya terdiri dari konglomerat aneka bahan yang telah lapuk dan terkekarkan, di bagian bawah lereng terdapat mataair yang mengalir permanen sepanjang tahun. Debit tidak bisa diukur karena lereng yang curam.
Foto 2 Material banjir bandang yang berasal dari Bukit Parangan menimbun jalan dan sebagian badan Sungai Brungkah di Dusun Wonosari, Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Jalan yang tertimbun masih bisa dilalui kendaraan besar dan kendaraan roda dua (kiri). Material banjir bandang yang memenuhi lembah anak Sungai Brungkah berasal dari Bukit Parangan yang berada 3 kilometer dari lokasi ini (kanan).
Foto 3 Aliran Sungai Brungkah yang terganggu. Kiri: material banjir bandang membendung sebagian badan Sungai Brungkah yang dapat memicu terjadinya banjir bandang di daerah hilir. Kanan: pendangkalan pada badan Sungai Brungkah akibat sedimentasi material banjir bandang yang terbawa arus, mengakibatkan bergesernya alur sungai yang yang membuat jembatan antar dusun menjadi tidak efektif.
Foto 2 Gerakan tanah di Dusun Krajan, Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan Kota, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Kiri: retakan yang pertama terjadi pada rumah akibat gerakan tanah berjenis rayapan, yang berada di bagian atas lereng. Kanan: di bagian bawah lereng, telah berkembang menjadi longsoran bahan rombakan pada tebing setinggi 5 meter yang mengancam 1 rumah di bawahnya.
Foto 3 Kondisi geologi daerah rayapan. Tampak singkapan batuan di sekitar rumah terdampak berupa batugamping dari Formasi Arjosari (kiri). Pemotongan lereng dengan kemiringan terjal di sekitar permukiman tanpa dibuat berjenjang serta jenis bangunan permanen yang memberi beban pada lahan.
Foto 4 Kondisi keairan dan tata guna lahan daerah rayapan. Terdapat sawah tadah hujan di bagian atas lereng (kiri) serta aliran air musiman di sisi timur lokasi gerakan tanah (kanan). Keberadaan lahan basah ini dapat membuat lereng mudah jenuh air terutama saat hujan turun.
Foto 5 Koordinasi dengan pihak BPBD Kabupaten Pacitan sebelum melakukan peninjauan ke lokasi bencana gerakan tanah dan banjir bandang di Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari dan Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan Kota, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Foto 6 Hasil foto udara menggunakan perangkat drone DJI Phantom II yang dikompilasi dengan citra Google Earth tahun 2014. Lokasi gerakan tanah berada di Bukit Parangan, hulu dari salah satu anak Sungai Brungkah yang berkembang menjadi banjir bandang. Alur banjir bandang ditunjukkan dengan area berwarna kuning yang berakhir di pertemuan anak sungai dengan Sungai Brungkah.
Foto 7 Hasil foto udara Bukit Parangan, lokasi terjadinya runtuhan batu (rock slide). Data diambil menggunakan drone DJI Phantom II dan diolah menggunakan perangkat lunak Agisoft Photoscan 1.1.6 dan dianalisis menggunakan MapInfo 11.5 berdasarkan data pengamatan lapangan.